5 Keutamaan dan Larangan di Bulan Haram: Jangan Sampai Kebablasan! – Dalam sistem penanggalan Islam, Allah SWT telah menetapkan empat bulan yang dianggap suci dan mulia.
Keempat bulan tersebut lazim kita sebut dengan “bulan haram”, “asyhurul hurum” atau “arbaatun hurum”, yaitu Dzulqa’dah, Dzulhijjah, Muharram, dan Rajab.
Titel tersebut bukan tanpa alasan, karena memang pada saat itu tersemat berbagai faedah serta larangan khusus yang wajib menjadi atensi setiap muslim.
Raih Keutamaan di Bulan-bulan Mulia Ini!
Tentu, jika memang penyebutannya saja sudah berbeda, maka “treatment” Allah SWT terhadap bulan-bulan ini juga akan berbeda.
Terdapat berbagai kemuliaan yang eksis pada bulan-bulan haram. Mari kita rangkum dalam lima keutamaan di bawah ini,
1. Langsung Termaktub dalam Al-Quran
Kemuliaan pertama adalah eksistensi bulan haram disebut langsung oleh Allah SWT dalam QS al-Taubah: 36 yang artinya:
“Sesungguhnya bilangan bulan di sisi Allah ialah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah ketetapan agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu…” (QS. At-Taubah: 36).
Ayat di atas mengindikasikan bahwa bulan haram (Rajab, Dzulqa’dah, Dzulhijjah dan Muharram) memiliki keistimewaan khusus yang mesti dijaga dan dihormati oleh umat Islam.
Baca Juga: 7 Amalan Bulan Dzulhijjah Paling Utama Beserta Dalilnya!
2. Pahala Amal Berlipat
Kedua, bulan haram ini merupakan momentum yang sangat tepat untuk memperbanyak amal ibadah.
Mengapa demikian? Sebab pahala amal kebaikan yang di lakukan selama bulan haram akan di lipat gandakan oleh Allah SWT.
Hal ini di tegaskan oleh al-Razi (w. 606 H) dalam karyanya, Mafatih al-Ghaib (IV/ 432), bahwasannya semua amal perbuatan yang di lakukan setiap muslim pada bulan ini akan berlipat ganda.
Dalam literatur lain milik al-Baghawi (w. 516 H) dalam Ma’alimut Tanzil fi Tafsiril Qur’an (IV:44) di paparkan,
العَمَلُ الصَّالِحُ أَعْظَمُ أَجْرًا فِي الْأَشْهُرِ الْحُرُمِ، وَالظُّلْمُ فِيْهِنَّ أَعْظَمُ مِنَ الظُّلْمِ فِيْمَا سِوَاهُنَّ
Artinya: Amal saleh lebih agung (besar) pahalanya di dalam bulan-bulan haram (Dzulqa’dah, Dzulhijjah, Muharram & Rajab). Sedangkan kezaliman pada bulan tersebut (juga) lebih besar dari kezaliman di dalam bulan-bulan selainnya.
Dari keterangan di atas, kita dapat menyimpulkan bahwa tidak hanya pahala yang dilipatgandakan, namun juga dosa akan dilipatgandakan apabila seseorang melakukan hal yang zalim.
Umat Islam di anjurkan untuk memperbanyak ibadah, seperti salat sunnah, puasa, berzikir, membaca Al-Qur’an, sedekah serta amalan-amalan yang lain di setiap bulannya.

3. Momentum Besar & Penting
Kita sadar bahwa bulan haram, yakni Dzulqa’dah, Dzulhijjah, Muharram, dan Rajab menjadi momentum yang besar dan penting bagi umat Islam.
Sebut saja misalnya bulan Rajab, yang menjadi momentum pembuka menuju bulan Ramadan, serta menjadi ihwal penting dari peristiwa Isra’ Mi’raj.
Bulan Dzulhijjah pun memuat peristiwa penting, yakni hari raya kurban dan termasuk pada bulan-bulan haji (termasuk Dzulqa’dah).
Tak hanya itu, bulan Dzulqa’dah juga memuat sejarah penting, di mana waktu ini adalah turunnya Taurat kepada Nabi Musa. Melalui QS. al-A’raf: 143 termaktub,
… وَلَمَّا جَاۤءَ مُوْسٰى لِمِيْقَاتِنَا وَكَلَّمَهٗ رَبُّهٗۙ
Artinya: “Dan ketika Musa datang untuk (bermunajat) pada waktu yang telah Kami tentukan, dan Tuhan telah berfirman (langsung) kepadanya (Musa) …”
Ayat di atas di jabarkan oleh Ibnu Katsir (w. 774 H) dalam tafsirnya (h. 468) bahwa momentum tersebut berlangsung saat bulan Dzulqa’dah.
4. Punya Makna Mendalam
Semua bulan haram memiliki makna mendalamnya masing-masing. Misalnya bulan Dzulqa’dah yang secara harfiah di artikan sebagai “bulan duduk”.
Dalam konteks sejarah dan budaya Arab pra-Islam, bulan ini di namakan demikian karena masyarakat Arab pada bulan ini biasanya berhenti dari aktivitas berperang dan bepergian.
Sebagai gantinya dengan lebih banyak menghabiskan waktu di rumah untuk beristirahat dan duduk.
Dari sini, kita bisa menarik bahwa bulan Dzulqa’dah adalah waktu yang tepat untuk refleksi dan introspeksi diri.
Selain itu, ini adalah sebuah pesan untuk tidak melakukan peperangan, melainkan di gunakan sebagai peluang refleksi diri.
لتعظيم انتهاك المحارم فيها أشدَّ من تعظيمه في غيرها، وكذلك تعظيم الطاعات فيها …
Artinya: “…pada bulan tersebut larangan untuk melakukan perbuatan maksiat lebih ditekankan daripada bulan yang lainnya dikarenakan mulianya bulan tersebut” (Ibn Jauzi, Zaad al-Maysir fi Ilm al-Tafsir, Juz 2, h. 256)
Umat Islam di anjurkan untuk merenungkan perjalanan hidup mereka, memperbaiki kesalahan masa lalu, dan memperkuat niat untuk menjadi pribadi yang lebih baik.
5. Menjadi Ladang Amal
Bulan Haram tentu memiliki keistimewaan khusus dan menjadi waktu yang sangat baik untuk memperbanyak amal kebaikan.
Sebagaimana pada penjelasan sebelumnya, bulan-bulan ini di muliakan oleh Allah SWT. dengan pahala yang berlipat ganda.
Kita pun dapat melaksanakan puasa dzulhijjah serta jenis puasa pada bulan yang lain, bersedekah, dan masih banyak lagi.
Perhatikan, Ini Larangan di Bulan Haram!
Selain keutamaan yang dapat kita raih saat waktu-waktu di atas, kita juga harus menyadari bahwa terdapat beberapa larangan yang mesti di perhatikan.
Pertama, larangan paling utama saat datang bulan haram yakni dilarang melakukan peperangan dan pertumpahan darah.
Hal ini jelas tertera pada QS. al-Baqarah: 217 yang berbunyi,
…يَسْـَٔلُوْنَكَ عَنِ الشَّهْرِ الْحَرَامِ قِتَالٍ فِيْهِۗ قُلْ قِتَالٌ فِيْهِ كَبِيْرٌۗ
Artinya: “Mereka bertanya kepadamu (Nabi Muhammad) tentang berperang pada bulan haram. Katakanlah, “Berperang dalam bulan itu adalah (dosa) besar, …”
Adanya larangan ini sebenarnya sudah ada sejak masa pra-Islam, terlebih khusus di peruntukkan bagi keamanan para jamaah di bulan haji (Dzulqa’dah, Dzulhijjah & Muharram).
Baca Juga: 5 Hikmah Qurban Idul Adha yang Sarat Makna!
Kedua, selama bulan haram, melakukan kezaliman atau perbuatan maksiat patut untuk dihindari.
Hal ini termasuk segala bentuk tindakan yang merugikan orang lain, maupun diri sendiri. Kezaliman yang dilakukan ketika bulan haram dianggap lebih berat dosanya.
Sebagaimana penjelasan sebelumnya oleh al-Baghawi (w. 516 H) dalam Ma’alimut Tanzil fi Tafsiril Qur’an (IV:44), bahwasannya baik pahala maupun perbuatan zalim akan di lipat gandakan.
Keterangan ini meliputi segala bentuk kemaksiatan dan kezaliman, sebagaimana keterangan al-Zuhaili (w. 1436 H) dalam Tafsir al-Munir (X/202),
المراد النهي عن جميع المعاصي بسبب ما لهذه الأشهر من مزيد الأثر في تعظيم الثواب والعقاب
Artinya: “Yang dimaksud (dari ayat larangan menzalimi diri sendiri), adalah larangan dari semua bentuk maksiat dengan sebab apa pun pada bulan-bulan haram ini, (hal itu) disebabkan besarnya pahala dan siksaan di dalamnya.”

Yuk, Perbanyak Amal di Bulan Haram!
Nah, setelah mengetahui apa saja nilai keutamaan dan larangan yang ada dalam bulan haram, kita bisa mempersiapkan amal ibadah di waktu ini.
Misalnya di bulan Dzulhijjah, kita bisa mulai menunaikan puasa pada sepuluh hari pertama, bersedekah atau bahkan menyembelih hewan qurban.
Melalui Griya Zakat, kita bisa menyalurkan sedekah hingga qurban dengan program penyaluran di dalam negeri dan internasional.
Griya Zakat menyediakan berbagai program dengan hewan kurban yang variatif. Ingin konsultasi melalui admin? Segera hubungi kontak di bawah ini,
Admin Griya Zakat
WA: 0811-3428-111
