7 Tradisi Tahun Baru Islam di Indonesia, Sebentar Lagi Loh! – Siapa yang biasa menantikan event-event perayaan tahun baru Hijriyah?
Yap, sebagai negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia, perayaan hari besar (seperti tahun baru Islam) menjadi hal yang banyak di nantikan.
Tahun baru Islam atau tahun baru Hijriah merupakan salah satu momen penting dalam kalender umat Islam di seluruh dunia.
Berbagai daerah di Indonesia memiliki cara yang khas untuk merayakan momen ini, mencerminkan kekayaan budaya dan keragaman bangsa.
Ingin tahu apa saja perayaan yang eksis di berbagai wilayah di Indonesia?
Berikut ini adalah tujuh tradisi yang eksis di beberapa wilayah tanah air saat menyambut tahun baru Islam. Simak yuk!
1. Bubur Suro – Jawa Barat
Di Jawa Barat, terutama di kalangan masyarakat Sunda, tradisi membuat dan menyantap Bubur Suro menjadi bagian penting dalam menyambut Tahun Baru Islam.
Kata “Suro” sendiri di ambil dari kata “Asyura” yang berarti sepuluh, merujuk pada sepuluh hari pertama di bulan Muharram.
Tak hanya di Jawa Barat, namun beberapa wilayah juga melaksanakan gelaran ini. Misalnya seperti Yogyakarta, Semarang hingga Madura.
Komposisi Bubur Suro di setiap wilayah bisa saja berbeda. Namun umumnya terbuat dari campuran beras, santan, dan bumbu rempah-rempah.
Selain itu juga di lengkapi dengan berbagai topping maupun lauk pauk seperti telur, daging ayam, dan sayuran.
Tradisi ini bukan hanya sekadar kuliner, tetapi juga sarat dengan makna spiritual.
Misalnya bubur yang di buat dengan warna merah-putih, masing-masing merepresentasikan darah Husein (cucu Nabi SAW yang terbunuh saat 10 Muharram), serta putih melambangkan perjuangannya.
Kegiatan ini juga di iringi dengan doa bersama untuk memohon keberkahan di tahun yang baru.
2. Grebeg Suro – Ponorogo
Grebeg Suro merupakan tradisi khas berupa pesta rakyat yang begitu populer di Ponorogo, Jawa Timur.
Pagelaran tahunan ini punya rangkaian acara yang unik, seperti Kirab Pusaka, Festival Reog, Pawai Lintas Sejarah, hingga Larungan Risalah Doa.
Awal mula kegiatan ini berasal dari kalangan Warok yang biasa melakukan tirakat malam saat datang malam satu Muharram, dan mengakhiri tirakat di Alun-alun Ponorogo.
Inisiatif inilah yang kemudian di alihkan menjadi sebuah pagelaran rakyat yang meriah di sana.
Tentu, Grebeg Suro menjadi ajang untuk mempererat silaturahmi masyarakat, serta memohon keselamatan kepada Yang Maha Kuasa.
3. Tabuik – Pariaman
Tabuik adalah jejak peringatan Asyura yang berlangsung untuk memperingati kejadian Karbala, yang bertepatan pada tanggal 10 Muharram.
Asal mula kata Tabuik berasal dari “tabut” yanga artinya peti kayu.
Lebih jauh, ini merujuk pada peti kayu yang di yakini dulu di bawa oleh buraq (legenda kuda bersayap dalam Islam), yang mana berisi jenazah Husein (cucu Nabi SAW).
Mulanya tradisi ini sarat pengaruh Timur Tengah dan India melalui kelompok Syiah. Namun kini melebur menjadi tradisi bagi masyarakat Minangkabau.
Mau ikut dalam kemeriahan tradisi Tabuik? Yuk ke Pariaman di Sumatera Barat!
Baca Juga: 4 Bulan Haram yang Disebutkan Al-Quran, Muharram Termasuk?
4. Mubeng Beteng & Tapa Bisu – Yogyakarta
Ingin habiskan waktu liburan tahun baru Islam di Yogyakarta? Pas banget, ada tradisi unik di sana!
Di Jogja, tahun baru Hijriyah di rayakan dengan tradisi Mubeng Beteng dan Tapa Bisu.
Mubeng Beteng adalah kegiatan mengelilingi benteng Keraton Yogyakarta dengan berjalan kaki.
Sedangkan Tapa Bisu merupakan tradisi yang di lakukan tanpa berbicara selama prosesi Mubeng Beteng berlangsung.
Biasanya tradisi ini melibatkan banyak orang yang berjalan bersama-sama mengelilingi benteng Keraton sebagai bentuk refleksi dan doa untuk menyambut tahun baru.
Kegiatan ini memiliki makna mendalam sebagai simbol introspeksi diri dan permohonan akan keselamatan serta keberkahan di tahun yang baru.
5. Kirab Kebo Bule – Solo
Tidak hanya di Yogyakarta, Solo juga punya tradisi unik saat menyambut tahun baru Hijriyah, yakni Kirab Kebo Bule.
Kebo Bule sendiri merupakan kerbau albino yang di nilai sakral dan merupakan hewan peliharaan Keraton Solo.
Dalam tradisi ini, Kebo Bule di arak keliling kota beriringan dengan para abdi dalem, kalangan keluarga keraton, serta elemen masyarakat lainnya.
Kirab Kebo Bule menjadi simbol penghormatan terhadap tradisi leluhur, serta harapan keselamatan di tahun yang baru.
6. Pawai Obor
Siapa yang biasanya ikut pawai obor beramai-ramai dengan teman atau keluarga saat tahun baru tiba?
Ya, pawai obor merupakan salah satu tradisi yang banyak dilakukan di berbagai daerah di Indonesia untuk menyambut tahun baru Hijriah.
Kegiatan ini melibatkan banyak orang, terutama anak-anak dan remaja, yang membawa obor menyala sambil berjalan keliling kampung atau kota.
Pawai obor biasanya dilakukan pada malam menjelang tahun baru dan diiringi dengan takbir, shalawat, serta berbagai lantunan doa.
Pawai obor melambangkan semangat menyambut tahun baru dengan penuh cahaya dan harapan, serta menjadi ajang untuk mempererat tali silaturahmi antar-warga.

7. Mabit Masjid
Jika beberapa tradisi di atas sarat dengan nilai kultural dan outdoor, maka tradisi satu ini lebih berfokus untuk di masjid.
Mabit atau menginap di masjid juga menjadi tradisi yang dilakukan oleh sebagian umat Islam di Indonesia untuk menyambut tahun baru Hijriah.
Kegiatan ini biasanya diisi dengan berbagai acara keagamaan seperti shalat berjamaah, zikir, doa bersama, dan ceramah agama.
Mabit masjid menjadi momen untuk memperdalam spiritualitas dan mempererat ukhuwah Islamiyah di antara jamaah.
Tradisi ini juga menjadi sarana untuk introspeksi diri dan memohon ampunan serta keberkahan di tahun yang baru.
Baca Juga: Memasuki Muharram, Ini 5 Keutamaan & Larangan di Bulan Haram!
Tahun Baru Datang, Syukuri & Perbanyak Amal Baik!
Tahun baru Islam di Indonesia dirayakan dengan beragam tradisi yang mencerminkan kekayaan budaya dan spiritualitas masyarakat setempat.
Berbagai tradisi di atas tidak hanya dipenuhi dengan kemeriahan saat menyambut tahun baru.
Namun, tradisi tersebut juga diharapkan menjadi ajang dalam mempererat tali silaturahmi, memperkuat iman, dan memperbanyak amaliyah.
Perbanyak amal dengan bantu saudara kita yang sedang membutuhkan.
Anda bisa menyalurkan amal melalui Griya Zakat dengan berbagai program yang ada. Jelajahi program atua konsultasi melalui admin kami segera!
Admin Griya Zakat
WA: 0811-3428-111
